Kamis, 21 Februari 2013

                                             Limbah dan Seluk Beluknya


A.    Apa itu limbah?
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industry, pertambangan, dll. Kehadiran limbah pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Oleh sebab itu, masyarakat urang menaruh perhatian akan kedatangan limbah. Terdapat sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa letak septic tank, cubluk (balong), dan pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah,
akan menyebabkan kualitas air menurun. Dari 636 sampel, 285 titik sampel sumber air tanah telah tercemar bakteri coli. Secara kimiawi, 75 % dari smber tersebut tidak memenuh baku mutu air minum yang parameternya dinilai dari unsure nitrat, nitrit, besi, dan mangan. ( sumber : pengelolaan limbah industry – Prof. Tjandra Setiadi, Wikipedia )

B.    Bentuk-Bentuk Limbah
Pada dasarnya limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industry maupun domestic (rumah tangga, yang lebih dikenal dengan sampah). Limbah merupakan buangan yang berbentuk cair, gas, dan padat. Limbah mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat member kehidupan bagi kuman-kumannpenyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dsb. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Berikut ini adalah karakteristik limbah :
1.    Karakteristik limbah :
•berukuran mikro ataupun makro
•dinamis
•berdampak luas ( penyebarannya )
•berdampak generasi panjang ( antar generasi )
2.   Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
•Volume limbah
•kandungan bahan pencemar
•Frekuensi pembuangan limbah
3.  Berdasarkan karakteristiknya, limbah industry dapat digolongkan menjadi 4 jenis:
•limbah cair
•limbah padat
•limbah gas & partikel
•limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun )
Diantara berbagai limbah diatas, jenis limbah B3 adalah limbah yang bersifat beracun atau berbahaya. Suatu limbah digolongkan menjadi limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung dpat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Bahan limbah yang termasuk limbah B3 antara lain adlahbahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik mudah meledak, mudah terbakar, besifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif , dll , yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
Sedangkan limbah beracun dapat digolongkan menjadi :
a.      Limbah mudah meledak
b.      limbah mudah terbakar
c.      limbah reaktif ( menyebabkan kebakaran )
d.      limbah yang menyebabkan infeksi karena mengandung kuman
e.      limbah yang bersifat korosif ( menyebakan iritasi )

C.   Limbah Rumah Tangga dan Pemanfaatannya
Selain limbah industri, pertambangan, dsb. Limbah rumah tangga memiliki kontribusi untuk merusak lingkungan. Limbah rumah tangga dapat berasal dari dapur , kamar mandi, limbah bekas rumah tangga, sampah serta kotoran manusia. Penempatan saluran drainase dan saluran limbah yang berdekatan dengan sumber mata air dapat merembes dan mengkontaminasi air. Sehingga mutu air tersebut menjadi tidak layak minum, serta jika tetap dikonsumsi akan menimbulkan penyakit berbahaya. Untuk itulah diperlukan penanganan serius terhadap limbah ini.
Limbah rumah tangga terdiri dari limbah organic dan anorganik. Limbah organic lebih mudah terurai oleh bakteri pengurai dan decomposer, sehingga penanganannya cukup mudah. Pemanfaatannya pun cukup banyak, diantaranya pemuatan kompos dari sisa kulit pisang, pembuatan eskrim dari ekstrak ikan, daur ulang kertas, dsb. Sedangkan limbah anorganik sangat susah untuk diuraikan seperti plastic membutuhkan waktu >100 tahun untuk terurai. Limbah anorganik mengandung senyawa-senyawa kimia berbahaya yang justru dapat member kehidupan bagi kuman-kuman penyebab disentri, tipus, koler, dll. Oleh karenanya jika tidak ditangani dengan serius, dapat mengganggu stabilitas ekosistem. Untuk itulah limbah ini harus di olah dengan berbagai cara. Misalnya dengan mendaur ulang plastic dan kaleng bekas. Dapat juga dengan cara kreaif dengan metode TGS untuk masyarakat yang ingin memperoleh nilai tambah ekonomis dari limbah. Contoh pemanfaatan limbah akan dibahas di bab selanjutnya.

Pengolahan Limbah


A.   Pengolahan limbah
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1.pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2.pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban misalnya.
1.Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus.
2.Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.
3.Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
4.Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.
5.Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.

B.    Pemakaian ulang Limbah RT ( reuse house waste ) dengan metode TGS
Telah disebutkan pada subbab sebelumnya mengenai pemanfaatan limbah RT bahwa limbah RT dari jenis limbah anorganic, bila diolah dengan kreatif dengan metode TGS akan menghasilkan limbah yang bernilai guna. Limbah ini seperti kaleng bekas, kotak kayu bekas, hingga pipa bekas bangunan dapat digunakan sebagai bahan kerajinan. Bila pengolahan limbah tersebut menerapkan metode TGS, yaitu metode Tepat, Guna, Sederhana mampu memperoleh barang baru dengan tepat, berguna dan bermanfaat meskipun barang tsb sangat sederhana. Dengan adanya pemakaian kembali limbah anorganik RT, dapat mengurangi efek sampingan dari limbah.
Penggunaan limbah anorganik sangat dianjurkan sebagai salah satu penanganan terhadap masalah pencemaran limbah. Karena limbah harus diolah agar tidak mencemari dan membahayakan lingkungan. Pada makalah inilah, pemakaian kembali akan dilakukan terhadap bungkus rokok untuk dijadikan asbak. Pengolahan menggunakan metode TGS.

C.   Pemanfaatan Bungkus Rokok sebagai reuse House Waste
Bungkus rokok mudah untuk dijadikan barang daur ulang dengan mengikuti langkah sebagai berikut :
a.       Bahan dan Alat :
           1.  bungkus rokok 4 buah (sama)
           2.  isolasi (perekat)
           3.  Gunting
           4.  karton
b.      Cara pembuatan :
1.Siapkan alat dan bahan diatas
2.Buka tutup bungkus rokok dan satukan dengan bungkus rokok yang lain dengan tegak lurus.
3.Ulangi langkah no.2 dengan 2 bungkus rokok lainnya
4.Kuatkan dengan perekat / isolasi
5.Pada alasnya diberi alas karton
Bungkus rokok diatas tepat diolah menjadi asbak yang berguna untuk menampung abu rokok,meskipun bentuknya sangat sederhana. Walupun sederhana, setidaknya mampu meminimalisir dampak kerugian limbah.

Kamis, 24 Januari 2013

Apa Kabar Dengan Es Kutub Utara?


Greenland adalah sebuah pulau yang pada permukaannya terhampar berkilo-kilometer persegi salju atau es. Greenland ini juga merupakan salah satu penyimpan es terbesar di bumi setelah antartika. Menurut riset para ilmuwan, Greenland terkena imbas dari pemanasan global, yaitu mencairnya permukaan es di Greenland. Para ilmuwan memperkirakan jika es di Greenland terus mencair maka permukaan laut akan naik dan dapat membanjiri daerah pesisir pantai. Jika itu terjadi, maka orang-orang yang biasa tinggal di tepi pantai harus mengungsi untuk mendapat rumah baru.

Bagaimanakah pencairan es di Greenland bisa terjadi? Pencairan es di Greenland sebenarnya wajar terjadinya, tetapi diimbangi oleh pembentukan di puncak gletser yang merupakan sumber es. tetapi karena pemanasan global, gletser yang mencair jauh lebih banyak dibandingkan dengan gletser yang terbentuk. Itulah yang menyebabkan es atau gletser di Greenland semakin sedikit.

Proses pencairan es di Greenland diawali oleh pecahnya balok-balok es raksasa di Greenland. Greenland dapat terpecah-pecah karena sifat air yang membeku. Sifat tersebut adalah bertambahnya volume air pada saat menjadi es. Pada permukaan gletser di Greenland, terdapat celah-celah yang mencapai dasar gletser. Es yang mencair akan menjadi air dan masuk ke celah-celah gletser ini. Air yang masuk ke celah-celah ini kemudian membeku. Air yang membeku memiliki volume yang lebih besar daripada saat bentuk cair sehingga air yang membeku ini mendorong es disekitarnya dan membuat gletser di Greenland pecah.

Para ilmuwan merasa kesulitan untuk mencegah hal ini karena untuk menghentikan pencairan ini, maka harus menghentikan pemanasan global. Untuk itu dunia sedang mengusahakan pengurangan emisi gas buang dari perindustrian terutama dari negara-negara maju.

Selain di Greenland, Antartika juga semakin terancam oleh pemanasan global. Proses pencairan es di Antartika berlangsung lebih cepat karena seluruh permukaan antartika merupakan es tidak seperti di Greenland. Hal ini menyebabkan bertambahnya kecepatan pencairan dikarenakan sifat es yang lainnya, yaitu es lebih mudah bergerak di atas permukaan cair dibandingkan di atas permukaan padat.

Di Greenland, gletser berada di atas permukaan padat, tetapi di antartika es langsung berada di atas air. Es yang berada di atas air mengalami gerakan yang lebih cepat dibandingkan es yang berada di atas permukaan padat. Ini menambah faktor yang menyebabkan es pecah. Jika es di antartika pecah, maka balok es raksasa akan terapung di laut dan mengalami pencairan lebih cepat karena volumenya lebih kecil.




Template by:

Free Blog Templates